Ketahuan Main Slot Saat Rapat, Anggota DPR Ini Bikin Heboh
Seorang anggota DPR RI kembali mencuri perhatian, bukan karena pidato cemerlang atau gagasan brilian, melainkan karena aksi yang bikin geleng-geleng kepala. Dalam sebuah rapat resmi yang disiarkan langsung, kamera tak sengaja menangkap layar tablet sang anggota dewan—dan isinya bukan dokumen rapat, melainkan game slot online.
Ya, benar. Game slot. Bukan catatan anggaran, bukan RUU, tapi gulungan-gulungan simbol berputar yang khas dari permainan digital yang selama ini identik dengan hiburan, bukan legislatif. Sekilas seperti adegan satir, namun ini nyata dan terekam langsung oleh kamera media nasional.
Kejadian ini berlangsung pada hari Selasa pagi, di ruang sidang utama Kompleks Parlemen. Rapat saat itu tengah membahas agenda strategis terkait distribusi dana desa dan pengawasan anggaran pembangunan infrastruktur. Tapi atensi publik justru beralih pada satu momen: ketika kamera TV nasional menyorot salah satu meja anggota, lalu tampak jelas di layar tabletnya — animasi scatter sedang berputar.
Tak butuh waktu lama, potongan video itu tersebar luas di media sosial. Tagar #SlotDiParlemen langsung meroket ke jajaran trending. Respons warganet pun beragam, mulai dari geram, lucu, sampai satir. Beberapa menyebutnya “slot wakil rakyat”, yang lain menyindir, “Lagi cari maxwin buat dapil?”
Reaksi Resmi dan Klarifikasi
Menanggapi kehebohan ini, pihak DPR melalui juru bicara langsung menggelar konferensi pers. Mereka menyatakan akan melakukan penyelidikan internal. Dalam pernyataannya, mereka menyebut insiden tersebut sebagai “gangguan etik yang perlu ditindak tegas.”
Adapun sang anggota dewan yang bersangkutan belum memberikan klarifikasi publik. Namun sumber internal menyebut bahwa ia berdalih hanya “sekadar iseng mengisi waktu” sambil menunggu gilirannya bicara. Sayangnya, dalih ini justru memantik kritik yang lebih tajam.
Banyak pihak menilai alasan itu tak cukup. Beberapa LSM antikorupsi menyoroti fenomena ini sebagai refleksi dari lemahnya etika kerja di ruang wakil rakyat. “Bermain slot saat rapat anggaran bukan sekadar soal etika, tapi mencerminkan bagaimana prioritas seorang legislator bisa melenceng,” ujar Fajar Nurdin, Direktur Transparansi Legislatif Watch (TLW).
Fenomena Slot di Kalangan Pejabat?
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kontroversial yang melibatkan pejabat dan game slot. Sebelumnya, seorang ASN di Jawa Timur viral karena diketahui melakukan top up saldo slot menggunakan dana kantor. Bahkan pada 2024 lalu, seorang kepala dinas daerah sempat diselidiki karena frekuensi transaksi dompet digitalnya yang mencurigakan—ternyata digunakan untuk bermain slot di luar jam kerja.
Pertanyaannya: apakah ini sekadar fenomena menyimpang dari beberapa oknum? Atau ada sesuatu yang lebih sistemik? Menurut survei lembaga iData Insight (2025), sekitar 12,3% pengguna slot online di Indonesia berasal dari kalangan profesional dan birokrat. Dan tren ini meningkat selama pandemi, saat banyak pekerjaan dilakukan dari rumah dan pengawasan lebih longgar.
Studi serupa juga menemukan bahwa mayoritas pengguna dari kalangan ini bukan sekadar coba-coba. Sebanyak 67% dari mereka mengaku bermain slot lebih dari 3 kali seminggu, dan separuhnya mengaku pernah bermain saat jam kerja.
“Slot bukan lagi sekadar game iseng. Bagi sebagian orang, ini jadi pelepas stres yang instan — bahkan adiktif,” ujar analis digital culture, Winda Alamsyah.
Psikolog: Ini Soal Etika Digital
Psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Dr. Intan Wibowo, menjelaskan bahwa perilaku semacam ini bukan hanya soal kecanduan, tapi lebih dalam: soal integritas dan pengendalian diri.
“Bermain game tidak haram secara sosial. Tapi konteks menentukan etika. Kalau dilakukan di ruang sidang, saat bertugas, maka itu masuk dalam pelanggaran etik. Terlebih, slot bukan sekadar game biasa. Ada unsur uang, ekspektasi reward, dan potensi kecanduan,” jelasnya.
Ia menambahkan, banyak kalangan profesional kini sulit membedakan ruang pribadi dan profesional dalam dunia digital. Gawai yang sama digunakan untuk kerja dan hiburan, sehingga batas etika jadi kabur.
Ketergantungan Gadget: Realita Baru yang Tak Bisa Diabaikan
Insiden ini juga menyingkap satu kenyataan yang lebih besar: dominasi gawai dalam kehidupan modern, termasuk di ruang-ruang formal negara. Tablet, ponsel, dan laptop bukan lagi sekadar alat kerja, tapi juga media hiburan yang bisa menyita fokus kapan pun dan di mana pun.
Data dari Digital Wellbeing Indonesia (2025) menunjukkan bahwa rata-rata waktu layar bagi orang dewasa di Indonesia mencapai 7 jam 34 menit per hari — naik 18% dibanding tahun sebelumnya. Dari angka itu, hampir 30% digunakan untuk aplikasi hiburan seperti media sosial, video pendek, dan game mobile termasuk slot.
Maka tak heran, jika gawai tak diatur penggunaannya secara ketat di ruang kerja, termasuk ruang parlemen, maka gangguan fokus semacam ini akan terus berulang.
Harus Ada Regulasi Etika Digital di Parlemen?
Saat ini, aturan mengenai penggunaan perangkat digital dalam rapat DPR masih tergolong longgar. Tidak ada larangan eksplisit bagi anggota DPR untuk mengakses aplikasi hiburan, kecuali jika dinilai mengganggu jalannya sidang.
Padahal, sejumlah negara seperti Korea Selatan dan Finlandia sudah mulai menerapkan kebijakan “device monitoring” bagi perangkat yang digunakan dalam rapat parlemen. Tujuannya bukan untuk memata-matai, melainkan menjaga disiplin dan fokus dalam proses legislatif.
Di Indonesia, belum ada wacana semacam itu. Namun insiden ini bisa jadi pemicu awal. Beberapa anggota dewan dari fraksi oposisi menyatakan dukungannya terhadap usulan etika digital legislatif, termasuk pembatasan aplikasi hiburan saat sidang.
Penutup: Cerminan Realitas Sosial
Akhirnya, kejadian ini lebih dari sekadar viral. Ini adalah refleksi dari banyak hal: mulai dari lemahnya regulasi etika di institusi formal, ketergantungan digital yang makin akut, hingga masuknya game slot dalam ruang kehidupan yang dulu steril dari hiburan instan.
Dan buat masyarakat umum, kejadian ini bisa jadi momentum untuk refleksi. Bahwa game slot—dengan semua daya tarik dan resikonya—harus ditempatkan secara bertanggung jawab. Bukan musuh, bukan juga pelarian. Tapi hiburan yang perlu dikendalikan.
Karena pada akhirnya, yang membedakan slot player dan pemimpin adalah: kapan dan di mana ia menekan tombol ‘spin’.