Aku Dulu Dibohongi Cinta, Sekarang Dibohongi RTP
Selasa pagi (8 Juli 2025), aku duduk sendirian di ruang tengah. Cahaya matahari belum masuk sempurna, tapi layar HP-ku sudah menyala. Aku barusan kalah lagi. Bukan di cinta. Tapi di slot. Dan aku cuma bisa menghela napas, sambil bergumam dalam hati: “Kenapa rasanya mirip, ya?”
Aku pernah jatuh cinta. Percaya sepenuh hati. Dulu, ada seseorang yang bilang aku satu-satunya. Yang katanya gak akan ninggalin. Tapi dia pergi. Dan aku hancur. Sekarang? Ada angka yang bilang RTP-nya 98%, scatter dijanjikan, buy spin tinggal klik. Tapi tetap... aku kalah. Lagi-lagi percaya, lagi-lagi dikecewakan.
Aku Percaya Lagi, Tapi Pada Angka
Waktu pertama kali main slot online, aku gak ngerti banyak. Tapi temanku bilang, “Kalau RTP-nya gede, kemungkinan menang lebih tinggi.” Aku anggap itu kayak logika cinta: kalau dia perhatian, berarti sayang. Kalau dia stay tiap malam, berarti tulus. Padahal? Kadang, perhatian itu cuma strategi buat kita gak pergi. Kadang, RTP tinggi itu cuma angka buat bikin kita betah main.
Beberapa hari pertama, aku sempat menang. Rasanya kayak diberi harapan baru. Aku posting story, ikut grup Telegram, bahkan mulai ngikutin akun TikTok yang bahas 'jam hoki'. Aku sampai hafal pola slot favoritku. Ada momen ketika aku merasa, "Oh ini jackpot-ku, bukan cuma di slot, tapi di hidup." Tapi makin ke sini, makin sering kecewa. Sama seperti cinta yang terlalu aku pikirin, ternyata cuma bikin luka sendiri.
Saat main, aku bukan cuma ngejar uang. Aku ngejar rasa yang sama kayak waktu jatuh cinta pertama kali—berdebar, berharap, dan disambut. Tapi ternyata, baik cowok maupun algoritma, bisa aja cuma ‘respon’ buat jaga mood kita sebentar, sebelum ditinggalin pas kita udah sayang-sayangnya.
Kenapa Aku Gak Belajar dari yang Dulu?
Lucunya, aku tahu semua ini ilusi. Tapi tetap aja masuk lagi. Kayak mantan yang ngasih chat tengah malam: “Kamu lagi apa?” Padahal kita tahu ujungnya tetap sama. Tapi kita balas juga. Kenapa? Karena kita pengen percaya lagi.
Ada luka yang bikin kita lebih nekat dari logika. Kita gak nyari bukti, kita nyari pembenaran. Aku tahu RTP itu bukan jaminan. Aku tahu slot itu acak. Tapi aku tetap refresh, tetap spin. Karena aku pengen ngerasa hidup. Karena aku butuh sesuatu buat ngisi lubang yang ditinggalin seseorang dulu.
Slot jadi cermin. Bukan cermin yang nunjukin siapa aku, tapi cermin yang nunjukin apa yang kurang. Aku sadar aku belum sembuh. Aku masih lari. Dulu ke dia, sekarang ke gulungan digital yang katanya "gacor".
Scatter Bukan Solusi Patah Hati
Aku tahu, mungkin ada yang mikir ini lebay. Tapi buatku, slot bukan cuma permainan. Itu pelarian. Aku gak mabuk, gak pesta, gak ngurung diri. Tapi aku scroll HP, main spin, sambil berharap... siapa tahu hari ini aku menang. Biar ada alasan buat tersenyum. Biar malam ini gak terasa sepi banget.
Yang lucu, bahkan waktu dapet win, rasanya cuma sebentar. Kayak cinta yang cuma manis di awal. Habis itu sunyi lagi. Kosong lagi. Dan kita balik lagi ke layar HP, berharap giliran berikutnya lebih baik. Padahal deep down... kita tahu: gak akan beda jauh.
Pernah suatu malam, aku dapet super win 2,5 juta. Tanganku gemetar. Rasanya kayak abis dikasih surat cinta. Tapi lima menit setelah itu, aku malah beli spin lagi. Habis. Hancur. Dan yang tersisa cuma rasa malu sama diri sendiri. “Kenapa aku kayak gini, sih?”
Aku Gak Mau Jadi Korban Dua Kali
Ada titik di mana aku sadar, baik cinta maupun slot... bisa sama-sama bikin ketagihan. Karena keduanya main di satu hal: harapan. Tapi harapan tanpa kontrol bisa jadi racun. Apalagi kalau kita gak tau kapan harus berhenti.
Kita sering bilang "terakhir ya", padahal itu awal. Sama kayak hubungan toxic yang susah kita lepasin. Kita tahu dia gak baik, tapi kita tetap stay. Kita tahu akun kita lagi ‘dead’, tapi tetap dipaksa main. Kenapa? Karena kita takut kehilangan. Padahal yang hilang itu diri kita sendiri.
Hari ini aku mau jujur ke diri sendiri. Kalau dulu aku dibohongi cinta, sekarang aku gak mau terus-terusan dibohongi angka. Apalagi angka yang gak pernah bisa disalahin. RTP 98% tetap bisa kalah. Sama kayak pasangan yang baik tapi tetap pergi. Bukan salah siapa-siapa. Emang ada yang gak bisa ditebak.
Yang Aku Pelajari dari Semua Ini
- Harapan itu penting, tapi harus waras. Gak semua yang kita mau itu harus kita kejar terus-terusan.
- Scatter itu bonus, bukan tujuan hidup. Kita bisa bahagia tanpa nunggu momen itu muncul.
- Cinta dan game itu sama-sama indah kalau tidak dijadikan pelampiasan luka. Karena luka itu gak bisa ditutup pakai distraksi.
- Akun slot bukan jawaban dari sunyinya malam—dan kadang kita cuma butuh teman bicara. Seseorang yang bilang “kamu cukup” tanpa perlu maxwin dulu.
Aku gak nyesel pernah cinta, dan gak nyesel pernah main slot. Tapi aku juga sadar, dua-duanya harus dipilih dengan sadar. Bukan karena pelarian, tapi karena kendali ada di tangan kita.
Gak ada yang salah kalau sesekali kita lari. Yang salah itu kalau kita lupa balik. Dan aku... sedang berusaha balik. Ke diriku sendiri.
Aku Masih Percaya—Tapi Lebih Hati-hati
Besok mungkin aku masih akan buka aplikasi slot. Tapi kali ini beda. Aku bukan lagi gadis yang lari dari rasa sakit. Aku perempuan yang tahu rasanya dibohongi, dan sedang belajar memaafkan diri sendiri.
Aku gak perlu stop total buat disebut sembuh. Tapi aku perlu sadar kapan harus istirahat. Kapan harus keluar dari aplikasi, dan mulai bicara dengan diriku sendiri.
Kalau kamu pernah merasa seperti aku—disakiti cinta, lalu dibohongi RTP—yuk kita pelan-pelan pulih bareng. Gak harus langsung move on. Tapi cukup tahu: kita gak sendiri. Dan kita bisa kendalikan arah hidup kita lagi.
Karena akhirnya, bukan soal berapa kali kita jatuh. Tapi berapa kali kita memilih untuk sadar. Dan memilih untuk hidup... dengan lebih jujur ke diri sendiri.